slide

Jumat, 19 Februari 2016

Penyebab Menjadi Seorang Gay : Melihat Lebih Psikologi Kasus Penyimpangan Seksual



Penyebab Menjadi Seorang Gay : Melihat Lebih Kasus Penyimpangan Seksual


Baru-baru ini ramai diperbicangkan kasus yang tengah menjerat artis dangdut yang sering mondar-mandir di layar kaca, Saiful Jamil. Publick figure yang biasa di sapa bang ipul di laporkan oleh salah seorang fansnya yang mengalami tindakan tidak senonoh (tindak asusila) saat sedang menginap di rumah bang Ipul. Ironinya, fans tersebut adalah anak di bawah umur yang juga adalah seorang yang berjeis kelamin laki-laki.
terlepas dari pemberitaan miring tersebut, di luar dari kasus ini, mari kita lihat kejadian ini lebih dalam tetang penyebab perilaku sesual yang menyimpang. 


Mengapa kejadian ini terjadi pada Saiful jamil yang diketahui selama ini tidak menunjukkan ketertarikannya kepada sesama jenis.
Pertanyaannya adalah : Apa penyebab seorang menjadi seorang gay?

1. Teori Biologis : Perbedaan adalah sesuatu yang dibawa lahir 

Banyak  gay  yang menyatakan bahwa orientasi seksual yang dimiliki adalah hasil yang muncul dari  faktor biologis, sehingga mereka idak memiliki kendali ataupun pilihan terhadap orientasi seksualnya.
Menurut pandangan  biologis penyebab seorang pria menjadi  gay adalah: 
  • Faktor Genetik
Kallman (dalam Maters, 1992), melaporkan bahwa kondisi homoseksualitas adalah kondisi genetik. Biasanya seorang gay yang terlahir kembar memiliki kecenderungan saudara kembarnya adalah sesama gay. Begitu juga dengan saudara yang lain, paman, sepupu yang sama-sama seorang gay.
  • Faktor Hormonal 
Menurut teori ini, hormon seks  berperan dalam menentukan orientasi  seksual seseorang (Savin-Williams & Cohen, 1996). Hormon testosteron  ditemukan lebih rendah dan hormon estrogen lebih tinggi pada seorang  gay  (Meyer  et al, dalam Masters,1992). Hasil penelitian lain menemukan  gay  memiliki   tingkat androgen yang lebih rendah dibandingkan pria straight.
  • Urutan Kelahiran
Berdasarkan penelitian hubungan urutan kelahiran dengan kecenderungan  pria menjadi  gay  ditemukan seorang  gay  cenderung lahir pada urutan terakhir  dengan memiliki saudara  laki -laki tetapi tidak memiliki saudara perempuan (Caroll, 2005).

2. Teori Perkembangan
  • Pandangan Sigmund Freud
Freud yakin bahwa homoseksualitas merupakan hasil dari kelanjutan predisposisi mengenai manusia yang terlahir dengan keadaan biseksual. Dibawah  lingkungan biasa, psikoseksual berkembang pada masa kanak-kanak yang berhadapan dengan kehidupan heteroseksual, tetapi pada kondisi lingkungan tertentu, perkembangan yang normal mengalami gangguan dalam tahap “ketidakmatangan”, dan menghasilkan homoseksualitas dalam masa dewasa  (Masters, 1992). 

Freud yakin ada satu tahap dalam perkembangan manusia yang  tertarik kepada jenis kelamin yang sama, dan kebanyakan kaum homoseksual   melewati masa tersebut beberapa tahun sebelum masuk ke dalam masa pubertas  (Savin-Williams & Cohen,1996). 

Pada homoseksual, perkembangan tersebut  dialami lebih lambat bila dibandingkan dengan orang normal pada umumnya, dan  mengalami  fixasi  dalam tahap ketertarikan kepada jenis kelamin yang sama.  Fixasi  tersebut terjadi karena keadaan ibu yang terlalu dominan, juga karena ayah  yang terlalu dominan. Homoseksualitas juga dapat disebabkan trauma pada masa  kanak-kanak, dimana selama masa kanak-kanak awal mendapatkan penyiksaan  dari saudara kandung, teman bermain ataupun orang dewasa (Cameron dalam  Savin-Williams, 1996).

  • Bieber’s Model
Bene (dalam Masters, 1996) menyatakan seorang  gay  memiliki hubungan  yang kurang dengan ayahnya dibandingkan dengan pria straight. Greenbal (dalam Masters, 1992) menemukan ayah dari seorang  gay  bersifat dominan, tidak protektif, sementara ibu seorang  gay  memberikan perlindungan dan dominansi yang berlebih-lebihan). Pendapat Marmor (dalam Masters,1992) mengenai  gay, gay  bisa juga muncul dari keluarga dengan kondisi jauh dari ibu, atau ibu yang pemarah, terlalu dekat dengan ayah, tidak memiliki ayah atau ibu yang ideal, dan ketidakberadaan figur ayah atau ibu.

  • Teori Behavioral
Teori behavioral menekankan pada homoseksualitas yang muncul karena  proses belajar (McGuire  et al  dalam Masters, 1992). Homoseksual muncul karena adanya penguatan positif atau  reward  terhadap pengalaman  homoseksualitas dan  hukuman atau penguatan negatif terhadap pengalaman heteroseksualitas.

Sumber : www.psi-didicelerous.blogspot.co.id