Membuat Anak Cemerlang Dalam Belajar
Menggali potensi anak salah satunya dimulai dari membangun konsentrasi belajarnya. Konsentrasi
belajar dapat terbentuk karena factor-faktor ekseternal dan internal. Faktor
eksternal misalnya lingkungan, sedangkan
factor internal misalnya motifasi diri. Lalu siapa yang dapat membantu anak
tersebut untuk dapat belajar dengan konsentrasi penuh? Tentunya adalah orang
yang paling dekat dengannya, siapa lagi kalau bukan ‘orang tuanya’.
Mungkin sebagian orang tua pernah menemukan anak yang susah
berkonsentrasi. Atau jangan-jangan anak anda?
Beberapa tips berikut tidak
ada salahnya anda gunakan sebagai bekal untuk mencegah ataupun mengobati
masalah konsentrasi belajar.
- Hilangkan beban dan tugas-tugas
Sebagai orang tuu memang seharusnya lebih
tanggap dengan tugas atau beban anak.
Apalagi anak yang masih sekolah dasar. Umumnya mereka belum dapat mengatur diri
sendiri. Pada tahapan ini peran orang tua sangatlah penting untuk membentuk
pola belajar.
Ingatkan mereka akan tugas sekolah
seperti PR. Kerjakan seawal mungkin dan biasakan untuk tidak menunda. Sebab
membiarkan dan menunda akan membentuk pola belajarnya kedepan. Semakin awal
mengerjakan PR maka semakin tidak terbebani oleh beban tugas sekolah. Jika
sudah tidak ada lagi tugas maka anak akan lebih cenderung untuk dapat
berkonsentrasi belajar karena tidak memikirkan beban yang lebih berat ketimbang
belajar.
- Pikirkan manfaat belajar di masa depan
Sebagai orang tua tentu telah paham betul
apa manfaat belajar bagi anak untuk masa depannya. Semakin anda memahami
pentingnya belajar semakin anda
memperjuangkan anak untuk belajar segiat mungkin.
Bagi anak manfaat belar belum dapat
dipahami sehingga anda harus pandai
berandai-andai dan menanyakan pada anak ‘kalau sudah besar mau jadi apa?’
kemudian tunjukkan bagaimana pentingnya belajar untuk mengejar apa yang ia
cita-citakan.
- Jangan terlalu capek
Aktifitas fisik seperti olahraga, dan bermain sebaiknya anda
atur agar tidak terlalu capek. Aktifitas yang dapat mengakibatkan kecapean
berimbas pada konsentrasi belajarnya. Seasyik apapun pelajarannya pasti ia akan
terlelap dalam waktu yang singkat jika terlalu lelah. Namun demikian, aktifitas
fisik tetap harus ada seperti olahraga dan bermain, namun jangan terlalu
berlebihan sehingga mengganggu aktiifitas belajar setelah itu.
- Posisi belajar yang pas
Jika anda sering menemui anak anda belajar
pada posisi berbaring atau tengkurap sebaiknya diingatkan untuk mengubah pada
posisi belajar yang baik. Posisi belajar yang baik adalah duduk tegap dan tidak
membungkuk. Jika pada usia anak-anak terbiasa dengan posisi belajar yang buruk
maka akan berdampak tidak hanya pada konsentrasinya tapi juga pada fisiknya.
Misal belajar dengan tengkurap akan merusak mata. Selain itu belajar
tengkurap mempermudah untuk cepat
tertidur ketimbang dengan duduk.
- Tempat yang tenang dan nyaman
Ajarkan pada anak anda mencari tempat
yang nyaman selain kamarnya. Misal, belajar di halaman belakang rumah, dekat
kolam ikan, di bawah pohon, di taman dal lain sebagainya. Dimanapun itu,
belajar dengan mengganti suasana belajar biasanya dapat memacu konsentrasi yang
lebih besar.
Setelah itu sebagai orang tua coba
perhatikan, apakah anak cocok dengan tempat-tempat tersebut. Jika semakin baik
konsentrasinya, artinya tidak justru melihat kesana kemari itu berarti ia
menikmati belajarnya sehingga dapat menjadi rutinitas anak belajar di luar
rumah atau kamarnya.
- Cari tahu metode belajar yang tepat
Setiap anak dilahirkan tidak dalam
keadaan serba tahu. Mereka hanya memiliki potensi dan potensi tersebut dapat
dikembangkan salah satunya dengan belajar. Konsentrasi setiap anak dalam
belajar berbeda-beda. Dengan konsentrasi penuh tentunya hasilnya lebih maksimal
dibandingkan dengan konsentrasi hanya setengah.
Namun setiap anak memiliki gaya belajar
yang bermacam-macam. Kewajiban bari orang tualah untuk mengetahui metode
belajar seperti apa yang cocok bagi anaknya melalui karakteristik keseharian
dalam setiap mempelajari sesuatu dapat dilihat kecenderungan gaya belajarnya.
Ada anak yang mudah menangkap sesuatu bila sambil divisualisasikan melalui
gerakan, kemudian baru dapat menirunya. Berarti anak tersebut cenderung dekat
dengan gaya belajar visual. Begitu juga dengan yang lainnya, gaya belajar yang
dominan menggunakan pendengaran, peragaan, dan lain sebagainya. Dengan demikian
orang tua dapat menemani belajarnya dengan metode belajar yang tepat.
- Strategi menghapal pelajaran
Memahami pelajaran membutuhkan strategi.
Tidak semua pelajaran dapat dianggap mudah bagi anak. Agar dapat mempermudah
sesuatu yang semula sulit dibutuhkan
penyederhanaan. Misalkan dengan membuat rangkuman, membawa catatan kecil,
membuat pointer bisa jadi akan lebih
mempermudah proses belajar dan mengulang. Tentunya hal ini dapat dipilih sesuai
dengan gaya belajar masing-masing anak.
Tugas orang tua hanyalah mengarahkan pada
metode apa yang dapat dengan maksimal ia gunakan dalam belajar. Pantau terus
dalam proses belajar terutama pada usia SD yang biasanya belum memiliki
kematangan belajar sehingga perlu dibentuk pola dan gaya belajarnya.
- Istirahat / break jika lelah
Apakah belajar terus menerus tanpa henti
akan menjadikan pintar ? jawabannya ‘belum tentu’. Pernahkah anda mengingat
ketika mungkin dulu pernah kelelahan, tidak hanya dalam belajar tapi dalam
semua aktifitas.
Lelah pada dasarnya pasti dimiliki oleh
setiap orang dalam beraktifitas, begitu juga pada anak. Anak yang kelelahan
belajar tentu tidak dapat berkonsentrasi penuh dalam belajarnya, tidak fokus dan ingin melakukan
hal lain. Dunia anak-anak memang masih kental dengan dunia bermain, jadi
biarkanlah ia istirahat, melakukan hal lain yang mungkin lebih menyenangkan.
Pengajaran oleh orang tua yang bisa melihat dan tidak bisa melihat
kondisi anak tentu hasilnya akan berbeda hasil konsentrasi belajarnya.
Tergantung bagaiman orang tua dapat benar-benar menjiwai isi hati, jiwa dan
raga anak sehingga mudah menentukan bagaimana cara mereka menggapai masa depan
yang cerah.
0 komentar :
Posting Komentar