slide

Sabtu, 23 Januari 2016

Membuat Cemerlang Anak Dalam Belajar

Membuat Anak Cemerlang Dalam Belajar



Menggali  potensi anak salah satunya dimulai dari  membangun konsentrasi belajarnya. Konsentrasi belajar dapat terbentuk karena factor-faktor ekseternal dan internal. Faktor eksternal  misalnya lingkungan, sedangkan factor internal misalnya motifasi diri. Lalu siapa yang dapat membantu anak tersebut untuk dapat belajar dengan konsentrasi penuh? Tentunya adalah orang yang paling dekat dengannya, siapa lagi kalau bukan  ‘orang tuanya’.
Mungkin sebagian orang tua pernah menemukan anak yang susah berkonsentrasi. Atau jangan-jangan anak anda?
Beberapa tips berikut  tidak ada salahnya anda gunakan sebagai bekal untuk mencegah ataupun mengobati masalah konsentrasi belajar.

  • Hilangkan beban dan tugas-tugas

Sebagai orang tuu memang seharusnya lebih tanggap dengan tugas  atau beban anak. Apalagi anak yang masih sekolah dasar. Umumnya mereka belum dapat mengatur diri sendiri. Pada tahapan ini peran orang tua sangatlah penting untuk membentuk pola belajar.
Ingatkan mereka akan tugas sekolah seperti PR. Kerjakan seawal mungkin dan biasakan untuk tidak menunda. Sebab membiarkan dan menunda akan membentuk pola belajarnya kedepan. Semakin awal mengerjakan PR maka semakin tidak terbebani oleh beban tugas sekolah. Jika sudah tidak ada lagi tugas maka anak akan lebih cenderung untuk dapat berkonsentrasi belajar karena tidak memikirkan beban yang lebih berat ketimbang belajar.

  • Pikirkan manfaat belajar di masa depan

Sebagai orang tua tentu telah paham betul apa manfaat belajar bagi anak untuk masa depannya. Semakin anda memahami pentingnya belajar semakin  anda memperjuangkan anak untuk belajar segiat mungkin.
Bagi anak manfaat belar belum dapat dipahami sehingga  anda harus pandai berandai-andai dan menanyakan pada anak ‘kalau sudah besar mau jadi apa?’ kemudian tunjukkan bagaimana pentingnya belajar untuk mengejar apa yang ia cita-citakan.

  • Jangan terlalu capek

Aktifitas fisik  seperti olahraga, dan bermain sebaiknya anda atur agar tidak terlalu capek. Aktifitas yang dapat mengakibatkan kecapean berimbas pada konsentrasi belajarnya. Seasyik apapun pelajarannya pasti ia akan terlelap dalam waktu yang singkat jika terlalu lelah. Namun demikian, aktifitas fisik tetap harus ada seperti olahraga dan bermain, namun jangan terlalu berlebihan sehingga mengganggu aktiifitas belajar setelah itu.

  • Posisi belajar yang pas

Jika anda sering menemui anak anda belajar pada posisi berbaring atau tengkurap sebaiknya diingatkan untuk mengubah pada posisi belajar yang baik. Posisi belajar yang baik adalah duduk tegap dan tidak membungkuk. Jika pada usia anak-anak terbiasa dengan posisi belajar yang buruk maka akan berdampak tidak hanya pada konsentrasinya tapi juga pada fisiknya. Misal belajar dengan tengkurap akan merusak mata. Selain itu belajar tengkurap  mempermudah untuk cepat tertidur ketimbang dengan duduk.

  • Tempat yang tenang dan nyaman

Ajarkan pada anak anda mencari tempat yang nyaman selain kamarnya. Misal, belajar di halaman belakang rumah, dekat kolam ikan, di bawah pohon, di taman dal lain sebagainya. Dimanapun itu, belajar dengan mengganti suasana belajar biasanya dapat memacu konsentrasi yang lebih besar.
Setelah itu sebagai orang tua coba perhatikan, apakah anak cocok dengan tempat-tempat tersebut. Jika semakin baik konsentrasinya, artinya tidak justru melihat kesana kemari itu berarti ia menikmati belajarnya sehingga dapat menjadi rutinitas anak belajar di luar rumah atau kamarnya.

  • Cari tahu metode belajar yang tepat

Setiap anak dilahirkan tidak dalam keadaan serba tahu. Mereka hanya memiliki potensi dan potensi tersebut dapat dikembangkan salah satunya dengan belajar. Konsentrasi setiap anak dalam belajar berbeda-beda. Dengan konsentrasi penuh tentunya hasilnya lebih maksimal dibandingkan dengan konsentrasi hanya setengah.
Namun setiap anak memiliki gaya belajar yang bermacam-macam. Kewajiban bari orang tualah untuk mengetahui metode belajar seperti apa yang cocok bagi anaknya melalui karakteristik keseharian dalam setiap mempelajari sesuatu dapat dilihat kecenderungan gaya belajarnya. Ada anak yang mudah menangkap sesuatu bila sambil divisualisasikan melalui gerakan, kemudian baru dapat menirunya. Berarti anak tersebut cenderung dekat dengan gaya belajar visual. Begitu juga dengan yang lainnya, gaya belajar yang dominan menggunakan pendengaran, peragaan, dan lain sebagainya. Dengan demikian orang tua dapat menemani belajarnya dengan metode belajar yang tepat.

  • Strategi menghapal pelajaran

Memahami pelajaran membutuhkan strategi. Tidak semua pelajaran dapat dianggap mudah bagi anak. Agar dapat mempermudah sesuatu yang semula sulit dibutuhkan  penyederhanaan. Misalkan dengan membuat rangkuman, membawa catatan kecil, membuat pointer  bisa jadi akan lebih mempermudah proses belajar dan mengulang. Tentunya hal ini dapat dipilih sesuai dengan gaya belajar masing-masing anak.
Tugas orang tua hanyalah mengarahkan pada metode apa yang dapat dengan maksimal ia gunakan dalam belajar. Pantau terus dalam proses belajar terutama pada usia SD yang biasanya belum memiliki kematangan belajar sehingga perlu dibentuk pola dan gaya belajarnya.

  • Istirahat / break jika lelah

Apakah belajar terus menerus tanpa henti akan menjadikan pintar ? jawabannya ‘belum tentu’. Pernahkah anda mengingat ketika mungkin dulu pernah kelelahan, tidak hanya dalam belajar tapi dalam semua aktifitas.
Lelah pada dasarnya pasti dimiliki oleh setiap orang dalam beraktifitas, begitu juga pada anak. Anak yang kelelahan belajar tentu tidak dapat berkonsentrasi penuh dalam belajarnya, tidak fokus dan ingin melakukan hal lain. Dunia anak-anak memang masih kental dengan dunia bermain, jadi biarkanlah ia istirahat, melakukan hal lain yang mungkin lebih menyenangkan.

Pengajaran oleh orang tua yang bisa melihat dan tidak bisa melihat kondisi anak tentu hasilnya akan berbeda hasil konsentrasi belajarnya. Tergantung bagaiman orang tua dapat benar-benar menjiwai isi hati, jiwa dan raga anak sehingga mudah menentukan bagaimana cara mereka menggapai masa depan yang cerah.