Hebohh... Jenazah Terbakar Dalam
Kubur !!!
Pendawa Center - Ini adalah kisah nyata terbakarnya jenazah saat
makamnya dibongkar. Cerita memilukan ini disarikan dari ceramah KH Zubairi
Rahman, pengasuh Program Keluarga Sakinah Suara Giri FM.
Sebut saja
nama si jasad itu Karta. Ia telah menikah dengan wanita pilihannya. Wajahnya
cantik. Namun sayang, hatinya tak secantik wajahnya.
Karta mulai
terpengaruh dengan istrinya dan hampir selalu menurutinya. Dari sinilah kisah
tragis itu dimulai.
Selain Karta
dan istrinya, di rumah itu juga tinggal ibunya. Sebelumnya, Karta bersikap baik
pada ibunya. Tapi perlahan, sang istri 'mencuci otak' sang suami.
Suatu hari,
sepulang Karta dari tempat kerja, istrinya mengadu. “Mas, ibu itu bagaimana
sih. Kerjanya cuma jalan-jalan ke rumah tetangga. Nggak mau bantuin aku.”
Karta langsung
termakan kata-kata sang istri. Dicarinya ibunya.
“Ibu, ibu
sukanya ke main ke rumah tetangga ya. Nggak mau mbantu menantu ibu.”
“Siapa yang
bilang begitu. Ibu itu yang ngepel dan nyapu rumah ini, Karta. Ibu yang
mencuci. Dan makanan yang kamu makan itu, itu juga ibu yang masak. Ibu memang
ke rumah tetangga, tapi itu cuma sebentar. Untuk istirahat. Kalau istirahat
siang-siang di rumah ini, ibu bisa dimarahi istrimu…”
Mendengar
penjelasan itu, bukannya minta maaf, Karta malah tidak mempercayainya. “Ah, ibu
alasan saja.”
Hari-hari
berikutnya, hubungan antara Karta dan ibunya tak kunjung membaik. Apalagi
hubungan antara ibu dengan istri Karta, semakin memanas. Hingga suatu malam,
setelah Karta sampai di rumah, sang istri memintanya mengambil keputusan yang
sangat sulit.
“Mas, aku
sudah tidak betah lagi sama ibu. Aku dan ibu tidak bisa lagi tinggal dalam satu
atap. Sekarang Mas pilih, aku yang pergi atau ibu yang keluar dari rumah ini,”
kata istri Karta dengan nada tinggi.
Karta bingung.
Ia tidak tega mengusir ibunya, tetapi ia juga tidak sanggup berpisah dari
istrinya.
Entah setan
apa yang merasukinya, ia pun melangkah ke kamar ibunya.
“Masya Allah,
benarkah kamu mau mengusir ibu ini, Karta?” tanya ibu setengah tak percaya saat
mendengar Karta memintanya pergi dari rumah.
“Iya, Bu. Ini
demi kebaikan rumah tangga kami.”
“Kamu tega,
Karta,” orang yang namanya dipanggil hanya diam, “kalaupun kamu mengusirku,
tunggulah besok pagi. Tengah malam begini, ibu harus ke mana?”
Karta terdiam.
Ia tak menjawab. Tapi keputusannya telah bulat.
Beberapa waktu
kemudian, ibu keluar dengan tas di tangannya. Tidak semua barangnya bisa
dibawa. Ia melangkah berjalan di tengah malam, sambil air mata terus menetes membasahi
pipinya.
Sebagai
seorang ibu, ia sungguh sangat kecewa. Sakit hatinya. Diusir oleh anak sendiri
yang lebih mementingkan istri tak berakhlak daripada ibunya.
Dalam kondisi
itu, sang ibu pun berdoa. “Ya Allah, hatiku sakit atas perlakuan ini. Anakku
sendiri mengusirku, padahal aku yang mengandung, melahirkan, menyusui dan
membesarkannya. Ya Allah, aku tidak ridho padanya. Aku haramkan seluruh air
susu yang diminumnya sejak bayi hingga membentuknya seperti saat ini.”
Doa seorang
ibu yang didurhakai, doa di tengah malam, dalam kondisi hujan rintik-rintik,
ketiga faktor mustajabnya doa itu bertemu.
Bau Busuk Mayat
Keesokan harinya, Karta merasakan seluruh tubuhnya sakit.
Kulitnya mulai gatal-gatal.
Makin lama,
kulitnya seperti melepuh. Hari-hari berikutnya lepuhan itu mengeluarkan nanah
dengan bau yang menyengat. Sampai-sampai, tetangga yang menjenguknya pun tidak
berani mendekat.
“Tolong
carikan ibuku, aku ingin minta maaf. Sakitku ini karenanya,” pintanya pada
seseorang.
“Tidak. Biar
Karta merasakan sakit itu. Sakitnya hatiku diusir lebih sakit dari apa yang
dirasakan Karta,” jawab sang ibu saat ditemui pesuruh Karta, “aku tak mau
kembali ke rumah itu.”
Beberapa hari
kemudian, Karta pun meninggal. Begitu busuknya bau Karta, sampai-sampai tidak
ada yang mau memandikannya.
Sang istri pun
menyewa orang untuk memandikan Karta. Waktu meninggalnya Karta hampir bersamaan
dengan meninggalnya orang lain di kampung yang sama.
Sehingga
tersedialah dua galian untuk memakamkan mereka. Dan baru saja Karta dimakamkan,
keributan terjadi.
Ternyataa.......
“Ini seharusnya makam untuk saudara saya,
kenapa ditempati,” kata seseorang yang terkejut melihat galian makam untuk
saudaranya telah terisi.
“Maaf pak, kami
tidak tahu. Karena sudah terlanjur, sekali lagi kami minta maaf. Mohon almarhum
dimakamkan di galian satunya Pak, kan sama-sama makamnya.”
“Tidak bisa! Ini
sudah kita pesan liang lahatnya dekat dengan anggota keluarga yang meninggal
sebelumnya. Kalau di sana kan jadi terpisah. Kami tidak mau. Harus dibongkar”
Karena tidak bisa
diajak kompromi, akhirnya warga pun mengalah untuk membongkar kembali makam
Karta. Anehnya, saat makamnya dibongkar, mereka mendapati kain kafan Karta
telah berubah warna; coklat keabu-abuan.
Tubuhnya juga tampak lebih tipis. Dan begitu dibuka, mereka terkejut bukan main. Jenazah Karta berubah warna dan bentuk, seperti hangus terbakar.
Tubuhnya juga tampak lebih tipis. Dan begitu dibuka, mereka terkejut bukan main. Jenazah Karta berubah warna dan bentuk, seperti hangus terbakar.
Demikian
dahsyatnya azab bagi anak yang durhaka kepada ibunya. Azab pedih langsung
terjadi di dunia dan lebih pedih lagi saat berada di alam barzah.
Diambil dari : www.dream.co.id
0 komentar :
Posting Komentar